Home

Index Of Political Science

Sabtu, 10 Maret 2012

Diskusi REBOAN - POLITIK DAN PEREMPUAN


Suasana Diskusi Reboan: Politik dan Perempuan

Surabaya - Himpunan Mahasiswa Politik (Himapol) Unair kembali mengadakan Diskusi Reboan. Reboan disini memiliki sejarah, sebab diskusi yang di digagas oleh Robi, mahasiswa Ilmu politik 2006. Kemudian mengajak teman-teman Politik angkatan 2009 untuk mengadakan diskusi. Sehingga diskusi ini dilakukan  sejak beberapa tahun lalu selalu diadakan pada hari Rabu. Meskipun sebelumnya di FISIP sudah lama dikenal juga diskusi lorong. Tapi kini HIMAPOL memiliki ide menamakan Diskusi Reboan dengan kepanjangan REconstructions to BOrn the ANalytical students). Sehingga Diskusi Reboan Himapol Unair diadakan pada hari Jumat (9/3) di lorong dekat Galeri Politik (Gapol).

Tema yang dibahas dalam diskusi lorong tersebut adalah Politik dan Perempuan. Tema tersebut membahas seputar permasalahan eksistensi perempuan dalam kancah perpolitikkan di Indonesia. Salah satu  kasus yang masih hangat adalah kasus Angelina Sondakh. Kasus tersebut menarik didiskusikan, sebab Anggie dihadapkan pada pilihan politik yang sulit hingga terseret dalam konspirasi politik. Kasus tersebut adalah salah satu contoh ketidakberdayaan perempuan di arena politik yang terbawa arus. Beberapa faktor seperti prinsip politik yang kuat, lebih sering menggunakan perasaan, kurangnya pendidikan politik, dan lain-lain mendorong perempuan terseret dalam konspirasi politik yang sadis

Pendapat lain menegaskan untuk menghindarinya, perempuan bisa diposisikan ditempat yang tidak strategis dalam parpol. Posisi strategis apabila tidak dibekali dengan kemampuan dan mental mumpuni maka akan merugikan perempuan tersebut. Sedangkan pendapat lain menyatakan masih relevan jika perempuan ditempatkan pada posisi strategis apabila perempuan berani dan konsekuen terhadap pilihan politiknya serta memiliki keahlian yang tinggi. Dapat kita contohkan salah satu tokoh perempuan yang layak ditiru adalah Margaret Teacher yang dikenal dengan tangan besi dalam memimpin pemerintahan yang dipenuhi dengan intrik dan konspirasi politik.

Kesimpulannya adalah penilaian terhadap eksistensi perempuan seharusnya tidak pada peran peran strategis. Nantinya perempuan akan terbawa arus dan ada pula yang menyebutkan bahwa eksistensi perempuan juga berperan pada posisi strategis pun tidak akan menjadi masalah apabila sosok perempuan tersebut kuat dalam artian tidak mudah dipengaruhi (dpm).

0 komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar menggunakan hati nurani dan tidak mengandung SARA